teman-teman, say punya pengalaman menarik sewaktu saya berada
di bandung. karena jiwa berpetualang saya, maka saya dengan hati menggebu-gebu berniat untuk
hijrah dari bandung kejakarta dengan jalan kaki. dengan pertimbangan seperti ini, biaya dari bandung ke jakarta 35 ribu untuk bus. saya pikir dengan jalan kaki dan memotong pegunungan,
maka akan lebih murah, efektif, dan efisien. tapi ternyata ketika saya mencobanya. banyak hal yang tidak diperhitungkan. waktu di daerah bandung saya masih santai, karena pengeluaran memang tidak mencapai 1/4 nya. masalah terjadi di daerah cimareme. langkah saya terhenti di daerah pegunungan yang dipenuhi air. konon dulu daerah ini tempat tinggal penduduk sebelum terjadi air bah dahsyat. dan pastinya airnya sangat dalam. mau tidak mau, saya tidak bisa melangkah ke belakang. langkah sudah cukup jauh. jadi saya terpaksa menyewa kapal. degan bahasa sunda yang agak bisu(kan tidak tau) saya mencoba penawaran. karena saya tidak tau tujuan dan katanya menempuh 10 jam, maka dia memberikan harga dengan nominal yang sangat besar. 90 ribu rupiah. dengan terpaksa kocek dirogoh. berangkatlah kita. karena saya rasa cukup mahal, saya kemudian melakukan perbincangan lagi. namun beliau menawarkan untuk turun di daerah yang sudah tidak berair.dan saya menyetujuinya dengan harga 50 ribu rupiah. masih cukup mahal memang, tapi daripada dibuang di tengah sungai lebih baik setuju saja.sampailah saya di daerah tempat yang biasa digunakan para tentara latihan menembak. kalo peluru sih saya masih tidak terlalu khawatir, tapi yang satu ini meriam. jadi harus waspada.
perjalanan panjang naik turun gunung sperti lagu ninja hattori dilakukan. juga karena masalah bahasa kadang nyasar. dan memutar gunung. sehingga kadang kembali ketempat asal. tapi akhirnya berhasil ke bendungan saguling.dari bendungan saguling, lalu ke raja mandala. yang jaraknya lumayan jauh. disini sudah sampai perbatasan bandung - cianjur. dan dalam waktu semalam sampai di kota cianjur.dengan biaya yang betu-betul mencapai 3 kali harga normal plus penderitaan tiada akhir di sepanjang jalan.